Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aspek Kesehatan dalam K3 Umum : Pengalaman Ibu Sulistya, Staf K3 di Magis Perkasa



Aspek Kesehatan dalam K3 Umum. Sebagai staf Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan Magis Perkasa, Ibu Sulistya memiliki peran penting dalam memastikan bahwa seluruh aspek kesehatan pekerja di tempat kerja terjaga dengan baik. Tidak hanya keselamatan yang menjadi fokus utama dalam K3, tetapi juga kesehatan yang sering kali terlupakan. Kesehatan dalam konteks K3 meliputi berbagai hal, mulai dari kondisi fisik hingga mental para pekerja. Di sini, Ibu Sulistya selalu berupaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan karyawan, sambil mengedepankan prinsip-prinsip K3 secara keseluruhan.

Tanggung Jawab Ibu Sulistya dalam K3 di Magis Perkasa

Tugas utama Ibu Sulistya sebagai staf K3 adalah memastikan bahwa perusahaan menjalankan program-program yang berkaitan dengan K3 secara optimal, khususnya dalam aspek kesehatan pekerja. Magis Perkasa, sebagai perusahaan yang mempekerjakan ratusan karyawan, memerlukan pemantauan yang ketat agar segala potensi risiko terhadap kesehatan dapat diminimalkan.

1. Pengendalian Lingkungan Kerja

Salah satu perhatian utama Ibu Sulistya adalah kondisi lingkungan kerja. Udara yang tercemar, pencahayaan yang buruk, dan kebisingan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan para pekerja. Untuk itu, Ibu Sulistya rutin melakukan pengukuran kualitas udara dan kebisingan di area kerja. Sebagai contoh, ia bekerja sama dengan teknisi untuk memasang alat pengukur kadar debu dan polusi udara, khususnya di bagian produksi yang lebih rentan terhadap pencemaran. Selain itu, ia mengadvokasi penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai seperti masker dan earplug untuk pekerja yang berada di area yang bising atau berdebu.

2. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Di Magis Perkasa, pencegahan penyakit akibat kerja menjadi prioritas. Ibu Sulistya sangat menyadari bahwa penyakit akibat kerja, seperti gangguan pernapasan, penyakit kulit, hingga gangguan ergonomi seperti nyeri punggung, dapat terjadi jika tidak ada upaya pencegahan yang tepat. Ia sering kali melakukan sosialisasi tentang cara menjaga kesehatan di tempat kerja, termasuk postur yang benar saat bekerja dan pentingnya stretching atau peregangan tubuh.
Contoh lainnya adalah pada pekerja di bagian administrasi yang cenderung bekerja di depan komputer selama berjam-jam. Ibu Sulistya memberikan pelatihan sederhana tentang ergonomi, mulai dari cara duduk yang benar hingga penyesuaian posisi monitor dan keyboard untuk mengurangi ketegangan otot dan mata.

3. Pemantauan Kesehatan Karyawan

Ibu Sulistya juga bertanggung jawab dalam pemantauan kesehatan rutin para pekerja. Dalam hal ini, ia bekerja sama dengan tim medis perusahaan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Pemeriksaan ini meliputi cek tekanan darah, kadar gula darah, hingga pemeriksaan pernapasan bagi pekerja yang terpapar bahan kimia. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan kesehatan sejak dini, sehingga penanganannya bisa segera dilakukan.
Ibu Sulistya mengakui bahwa tantangan terbesar adalah meyakinkan karyawan untuk selalu menjaga kesehatan, terutama di saat mereka merasa sehat-sehat saja. Oleh karena itu, ia rajin mengadakan kampanye kesadaran kesehatan, seperti program kesehatan mental dan fisik di tempat kerja. Salah satu program yang dicanangkannya adalah "Sehat Bersama", di mana karyawan diajak untuk mengikuti sesi olahraga ringan seperti yoga dan senam setiap minggunya.

Faktor-faktor Kesehatan yang Menjadi Fokus di K3 Umum

Sebagai bagian dari tim K3, Ibu Sulistya selalu memperhatikan berbagai aspek kesehatan yang dapat memengaruhi produktivitas karyawan. Beberapa faktor penting yang menjadi fokus utamanya adalah:

1. Stres Kerja dan Kesehatan Mental

Dalam dunia kerja modern, stres adalah salah satu faktor yang paling umum memengaruhi kesehatan mental para karyawan. Ibu Sulistya sering kali berhadapan dengan pekerja yang mengalami tekanan akibat tuntutan pekerjaan. Untuk mengatasi hal ini, ia memperkenalkan program konseling di perusahaan. Dalam program ini, karyawan dapat berkonsultasi dengan psikolog yang telah disediakan perusahaan untuk mengatasi masalah-masalah mental seperti kecemasan atau stres yang berkaitan dengan pekerjaan.
Selain itu, Ibu Sulistya juga berperan aktif dalam membangun budaya komunikasi yang terbuka antara manajemen dan karyawan, sehingga para pekerja merasa lebih didengar dan bisa mengungkapkan permasalahan mereka tanpa takut akan konsekuensi negatif.

2. Gangguan Ergonomi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu aspek kesehatan fisik yang selalu diawasi oleh Ibu Sulistya adalah gangguan ergonomi. Pekerja yang duduk dalam posisi yang salah atau mengangkat beban dengan cara yang tidak benar bisa mengalami cedera fisik. Untuk itu, ia memastikan bahwa kursi, meja, dan peralatan kerja yang digunakan oleh karyawan di Magis Perkasa sudah sesuai dengan standar ergonomi yang baik.
Ia juga rutin memberikan pelatihan tentang cara mengangkat beban yang aman serta cara menggunakan peralatan dengan benar, terutama bagi pekerja di lapangan yang sering berinteraksi dengan mesin-mesin berat.

3. Kebersihan dan Higiene di Tempat Kerja

Kebersihan lingkungan kerja adalah aspek lain yang tidak bisa diabaikan. Bakteri, virus, atau bahan kimia berbahaya bisa dengan mudah menyebar di lingkungan kerja yang tidak terjaga kebersihannya. Ibu Sulistya selalu memastikan bahwa protokol kebersihan di Magis Perkasa diikuti dengan ketat, termasuk penyediaan fasilitas cuci tangan yang memadai dan pemberian edukasi kepada pekerja tentang pentingnya menjaga kebersihan pribadi.
Pada masa pandemi COVID-19, tanggung jawab ini menjadi semakin berat. Ibu Sulistya harus memastikan bahwa semua pekerja mengikuti protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mematuhi jadwal vaksinasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Tantangan dalam Menerapkan Aspek Kesehatan di K3

Ibu Sulistya menyadari bahwa meskipun program-program kesehatan sudah dijalankan dengan baik, masih ada tantangan yang dihadapinya. Salah satu tantangan terbesar adalah mengubah pola pikir para pekerja yang kadang meremehkan pentingnya kesehatan di tempat kerja. Ia sering kali menemui pekerja yang enggan menggunakan APD atau mengikuti prosedur kesehatan yang telah ditetapkan.
Namun, dengan komunikasi yang baik dan pendekatan yang tepat, Ibu Sulistya perlahan-lahan berhasil meningkatkan kesadaran karyawan mengenai pentingnya menjaga kesehatan di lingkungan kerja. Melalui pendekatan personal, ia berusaha memahami setiap keluhan atau masalah yang dihadapi karyawan, sehingga mereka merasa lebih dihargai dan didukung dalam menjaga kesehatan mereka.

Kesimpulan

Pengalaman Ibu Sulistya dalam menjalankan tugasnya sebagai staf K3 di Magis Perkasa menunjukkan betapa pentingnya aspek kesehatan dalam K3 umum. Bukan hanya keselamatan fisik yang perlu diperhatikan, tetapi juga kesehatan mental, ergonomi, kebersihan, dan kondisi lingkungan kerja secara keseluruhan. Dengan program-program yang tepat dan kerjasama yang baik antara pihak perusahaan dan karyawan, kesehatan pekerja dapat terjaga dengan baik, sehingga produktivitas dan keselamatan mereka di tempat kerja tetap optimal.
Bagi Anda yang tertarik untuk mendalami lebih lanjut mengenai K3 dan ingin mendapatkan sertifikasi profesional di bidang ini, Anda dapat mengunjungi syarat sertifikasi k3 migas. Di sana, Anda bisa menemukan berbagai program pelatihan dan sertifikasi yang akan membantu Anda menjadi ahli K3 yang profesional dan kompeten di bidangnya.

Posting Komentar untuk "Aspek Kesehatan dalam K3 Umum : Pengalaman Ibu Sulistya, Staf K3 di Magis Perkasa"